Kitab Alala merupakan sebuah kitab yang dipakai para santri di seluruh dunia. Biasanya' dilantunkan dalam bentuk syi'ir. Kitab yang tipis berisi sya'ir-sya'ir sehingga mudah dihafal. Isi dari kitab alala ini berisi tentang tata cara mencari ilmu yang terdiri dari 37 bait. Sebagian besar isi dari kitab Alala terdapat dalam kitab Ta'limul Muta'alim yang dikarang oleh Syekh Az-Zarnuji 2 bait dari kitab Alala membahasa tentang 6 syarat dalam mencari ilmu Baca Juga Pengertian Isim Nakiroh dan Isim Ma'rifat dalam Ilmu Nahwu Syarat yang pertama cerdas, yaitu seseorang yang berakal dan mampu menangkap ilmunya. Bukan hanya yang ber IQ tinggi saja. Syarat yang ke dua semangat, yaitu terus belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak bermalas-malasan. Syarat yang ketiga sabar, yaitu para pencari ilmu harus sabar menghadapi segala godaan dan cobaan didalam proses belajar agar sukses dalam belajar di jalan yang lurus. Baca Juga Kisah Kewalian KH. Hamid Pasuruan, Ulama Terkenal yang Makamnya Tidak Pernah Sepi Syarat ke empat biaya, mencari ilmu juga membutuhkan biaya yaitu uang. uang sangat membantu untuk proses berlangsungnya mencari ilmu. Tetapi bukan berarti tidak bisa belajar jika tanpa uang. Syarat ke lima dengan petunjuk guru, mencari ilmu seharusnya dengan guru dan yang memiliki sanad ilmu sampai kepada yang Maha Berilmu. Syarat yang ke enam yaitu dalam waktu yang lama. Mencari ilmu bagaikan memahat batu dengan air memerlukan waktu yang sangat lama dan akan bertahan selama ratusan bahkan ribuan tahun. Yah itu lah 6 syarat dalam mencari ilmu menurut kitab Alala. Semangat Belajar........ Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter!
4min read. Adab murid terhadap guru – Tentunya setiap orang yang menuntut ilmu, seharusnya sebelom menuntut ilmu wajib belajar ilmu adab dulu. Karna orang yang mempunyai adab, sudah pasti mempunyai ilmu. Hal tersebut dijelaskan oleh, Syaih Abdul Qodir Al-Jailani : Apabila kita ingin mencari makhluk yang alim, maka Iblis lebih alim dari manusia.
Dalamdokumen ADAB MENCARI ILMU DALAM KITAB WASHÕYȂ AL-ABȂ’I LIL ABNȂ’I KARYA SYEIKH MUHAMMAD SYAKIR - Test Repository (Halaman 25-62) A. Latar Belakang Historis Pada abad ke-19 nasib politik dan ekonomi negara Mesir semakin erat terkait dengan keadaan politik Eropa, misalnya Inggris dan Perancis. Selama awal 1800an, Mesir mengeksporSEMARANGKU – Artikel ini akan menjelaskan kepada anda tentang kunci sukses dalam mencari ilmu menurut kitab kitab Alala adalah salah satu kitab dasar yang sering gunakan oleh berbagai pondok pesantren di Indonesia dalam memotivasi santrinya saat mencari ilmu. Dengan mempelajari kitab Alala bisa untuk menambah ilmu dan kunci sukses santri jika bisa paham penjelasannya. Baca Juga Menggunjing dalam Islam, Berikut Dasar Hukumnya dari Kitab Tanbihul GhofilinMencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslimin dan maslimat yang dimulai dari lahir hingga akhir sukses dalam mencari ilmu tentunya menjadi syarat agar seseorang mendapat ilmu yang berkah dan yang bermanfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada inilah yang hanya diberikan kepada hamba-hambanya yang memiliki hati mulia dan ilmu bukanlah hal yang mudah didapatkan karena, dalam mencapainya harus memenuhi enam syarat yang harus tersebut dijelaskan dalam nadzoman kitab Alala yang berbunyi اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِســــِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍArtinya Ingatlah, tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan enam syarat. ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ ۞ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍEman syarat tersebut yaitu, cerdas, semangat,yaitu, cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadzdan waktu yang penjelasan dari enam syarat sukses dalam mencari ilmu sebagai berikut1. Cerdas adalah kemampuan untuk memahami ilmu, tidak diharuskan memiliki kecerdasan yang tinggi, asalkan akalnya mampu memahami ilmu pada dengan orang lugu dan ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima atau memahami ilmu golongan orang tersebut, tidak dapat memenuhi persyaratan yang pertama manusia seperti pedang ketika semakin sering di asah dan digunakan maka pedang akan semakin tajam begitu juga dengan fikiran Semangat adalah serius dan tekun mencari ilmu dengan menggunakan segala tenaga yang adanya semangat, serius, dan ketekunan seseorang tidak akan mendapatkan pengetahuan khususnya ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan mudah didapatkan oleh setiap orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit sekali karena, mencari ilmu itu sulit dan harus semangat. 3. Sabar adalah tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu dalam bentuk yang mencari ilmu pasti akan banyak cobaan yang menghantamnya maka, ia harus bersabar Biaya, artinya mencari ilmu perlu biaya namun tidak harus punya uang banyak tetapi dibutukan hanya untuk kebutuhan selama mancari ilmu seperti, makan, minum, sandang, dan papan dalam kontek ini bisa juga diartikan dengan belajar sambil bekerja dan khidmah tetapi, tidak mengganggu proses Petunjuk ustadz, diartikan bahwa ketika seorang mengaji harus mempunyai guru dan tidak boleh belajar sendiri khususnya ilmu siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah seseorang belajar dengan otodidaks tanpa dengan guru maka, dikhawatirkan ilmu yang didapatkan ngawur dan tidak sesuai dengan Waktu yang lama, diartikan bahwa ketika seseorang mencari ilmu membutuhkan waktu yang yang didapatkan tidak begitu maksimal jika mencari ilmu dengan waktu yang karena itu, dalam mencari ilmu harus membutuhkan waktu yang dari kitab Alala karya dari Syech Burhanuddin Al-Islam Al-Zarnuji. Demikian penjelasan tentang kunci sukses dalam mencari ilmu.*** Editor Heru Fajar Tags Terkini Pergilahdari rumahmu untuk mencari keutamaan (mondok), karenadalam kepergianmu ada 5 [lima] faedah, yaitu menghilangkan kesusahan ,mencari bekal hidup, ilmu, tatakrama dan teman sejati. meskipun dalam bepergianpun terdapat hina dan terlunta-lunta, menembus kepayahan-kepayahan MATI LEBIH BAIK DARIPADA JADI ORANG Syarat-syarat mencari ilmuاَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍELINGO DAK KASIL ILMU ANGING NEM PERKORO. BAKAL TAK CERITAAKE KUMPULE KANTI LIMPAT LOBA SOBAR ONO PIWULANGE GURU LAN SING SUWE MANGSANEartinya Ingatlah.. tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan 6[enam] syarat, yaitu cerdas,semangat,sabar,biaya,petunjuk ustadz dan waktu yang lama KeteranganIlmu yang manfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah subhanahu wataala,ilmu yang adalah nur ilahi yang hanya diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang soleh, ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa di dapatkan kecuali dengan adanya 6 syarat yang harus di lengkapi para pencarinya, adapaun 6 syarat tersebut adalah 1. Cerdasartinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama ini, berbeda dengan orang gila atau orang yang ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat, namun perlu di ingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa meningkat,kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana pedang,semakin sering di asah dan di pergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam,adapun bila di diamkan maka akan karatan dan tumpul,begitupula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila di biarkan maka tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun Semangatartinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa,ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan,oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil,kenapa?..karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam Sabarartinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang di kehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan,maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya,digodanya mereka dengan suka pada lawan jenis,dengan kemelaratan,dan lain-lain .4. Biayaartinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang sangfat fakir,imam syafii adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya,biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar,5. Petunjuk ustadzartinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama] barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah لقال من قال بماشاء السند لولا andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Quran kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para tabiin, lalu para tabiin menyampaikan pada tabii at-tabiin dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama mutaakhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa taala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan,6. Lamaartinya orang belajar perlu waktu yang lama,lama disini bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar, ImamSyafi’i dan Abu Hanifah menafsirkan yang dimaksud wali dalam Hadist itu adalah para ulama. Sehingga jangan sampai seorang penuntut ilmu melecehkan mereka, karena perbuatan itu mengundang murka Allah SWT. *****Tidak Malu***** Sifat malu dan gengsi bisa menjadi penghalang seseorang untuk memperoleh ilmu. syarat mencari ilmu dalam kitab alala merupakan pembahasan yang sudah cukup populer. Syarat mencari ilmu ini ada di nadhom kedua dari kitab alala tersebut. Berturut turut, pintar, semangat, sabar, punya biaya, ada guru, dan lamanya waktu. Ke enam tersebut merupakan syarat yang terdapat pada nadhom alala tersebut. Kiranya bagian ini sudah cukup jelas, sehingga tinggal bagaimana pelaksanaan dari para pencari ilmu untuk menerapkannya kedalam bagian mencari ilmuManfaat mencari ilmu menurut kitab alala terdapat pada nadhom ketuju dari kitab alala. pada nadhom ini disebutkan terdapat tiga manfaat yang didapat dari mencari ilmu. Manfaat yang pertama adalah dapat menjadikan pemilik ilmu lebih unggul daripada yang tidak memiliki ilmu. Selain itu, Pemilik ilmu akan mendapatkan ketaqwaan yang lebih meningkat dibandingkan sebelumnya ketika masih belum belajar. Selain itu pada nadhom ke 17, disebutkan bahwa pemilik ilmu akan hidup abadi. Maksud dari abadi adalah, namanya akan tetap ada meskipun orangnya sudah tidak lagi ada. Namanya tetap disebut sebut oleh orang lain. Hal ini sangat berbeda dengan orang bodoh. Kehidupannya dianggap tidak ada karena dianggap telah mati oleh orang إِلَى سَأْوِ الْعُلَى حَرَكَاتٍ وَلَكِنْ عَزِيزٌ فِي الرِّجَالِ ثَبَاتُlikuli ila sakwil ula kharakatun, walakin azizun firijalisemua orang menginginkan derajat yang luhur, tetapo hanya sedikit orang saja yang bersungguh sungguhkabih wong maring derajat luhur ubahe ati, tapine kedik poro rajul iku netepiاذَا كُنْتَ فِي قَوْمٍ فَصَاحِبُ خِيَارِهِمْ وَلَاتَصَحَّبَ الَارْدَى فَتَرَدَّى مَعَ الرُّدَىidza kunta fi qaumin fashohib khiyarahum, wala tashibil arda fatarda ma'a ridaapabila kamu bertemu sebuah kaum, maka bertemanlah orang yang bagus pada kaum tersebut, dan jangan berteman dengan orang yang kurang bagus. Sebab nantinya di surga, kamu akan diikutkan orang yang tidak bagusnalika ana siro iku wewaran kaum, mangka ngancanan sira ing bagus e kaum. lan aja esuk ngancani sira ing wangkan asor, mangka sebab den surga serto kang Mencari IlmuLalu bagaimana dengan etika dalam mencari ilmu dalam kitab alala itu? Untuk etika kepada guru tersirat pada nadhoman ke 21. Dimana pencari ilmu memiliki kewajiban untuk mendahulukan guru dibanding orang tua, apapun alasannya. Hal ini didasari karena guru merupakan seorang yang telah mendidik raga dari pencari ilmu. Selain itu, dalam nadhom kitab alala nomer 34 pencari ilmu lebih baiknya berhijrah. Berhijrah dalam artian keluar dari kota atau desa tempat tinggalnya ke daerah lain. Dengan hijrah ini beberapa manfaat bisa diperoleh oleh para pencari ilmu. berhijrah bagi para pencari ilmu memiliki manfaat tersendiri, diantaranya adalah hilangnya kesusahan, bertambahnya rizqi yang diperoleh, bertambahnya ilmu yang merupakan sumber kebahagiaan, serta makin bagusnya tata krama, dan terakhir menjadikan memiliki banyak teman yang mulia. Sesuai dengan penjelasan, bisa jadi bagi para pencari ilmu yang menetap didesanya akan berkurang kelima manfaat itu. Dan ketika telah mendapat ilmu yang dicari, lebih baiknya menghindar dari hal hal yang dapat merusak احْقِ الْحَقَّ حَقَّ الْمُعَلِّمِ وَأَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍro aytu ahaqqul haqqi mualimu, waawjabahu hifdzan ala kulli berpendapat dengan sangat sungguh yakni keharusan bagi tiap orang untuk menunjukan hal yang benar. Dan lebih ditekadkan untuk lebih wajib memahami dijaga oleh seluruh orang islam yang ingin bisaaku wis neqadake luwih haq haqi bener, yaiku haq e wangkang nuduhake barang bener. lan luweh tak tekadke luweh wajib din rekso mungguhe kabih wong islam kepengen bisoلِقَدْحَقَ أَنْ يُهْدَى إِلَيْهِ كَرَامَةً لِتَعْلِيمِ حَرْفٍ وَاحِدٍ الْفِ دِرْهَامٍlaqod haqqa ay yuhda ilaihi karamatan, lita'limi kharfi wahidin alfu dirhaminseharusnya guru harus diberi hadiah seribu dirham, dengan tujuan memulyakan karena mengajar satu huruf hingga fahamguru wis mesti dihadiahi sewu dirham, mulyaake kerana mulang huruf siji tur fahamتَغْرَبُ عَنِ الْأَوْطَانِ فِي طَلَبِ أَلْعَلَا وَسَافَرَ فَفِي الْأَسْفَارِخَمْسِ فَوَائِدًاtaghorob anil authoni fi tholabil ilmu ula, wasafir fa fil asfari khomsun dari desamu untuk memperoleh kemulyaan, karena terdapat lima perkara yang ditemukan di tempat hijrahlungo o songko deso perlu ngudi kamulyan, kerono limang perkoro den temu ing هُمْ وَاكْتِسَابُ مَعِيشَةٍ وَعِلْمٍ وَادَّابٍ وَصُحْبَةِ مَاجِدٍtafarruju hammin waktisabu maisyatin wailmun waadabun wa suhbatun majidisatu hilangnya susahdua rizqinya bertambahtiga bertambah ilmu menyebabkan bahagiaempat, makin bagusnya tata kramalima, mendapatkan teman yang mulyasiji ilange susah, loro rizqine tambah, kaping telu tambah ilmu nyebabaki bungah, kaping papat bisa baguse tata krama, kaping lima merkuleh konco kang mulyoPenutupsebab-sebab dari kerusakan ilmu menurut kitab alala adalah adanya orang alim yang tidak mengamalkan ilmu tersebut. jadi anjuran dari kitab alala ini sudah sangat lengkap dimulai dari bagaimana syarat mencari ilmu, etika dan manfaat. Hingga diakhiri dengan hal yang harus dilakukan setelah mendapatkan ilmu adalah dengan mengamalkannya. Demikian tulisan tentang etika manfaat dan syarat mencari ilmu di kitab alala kami akhiri. Beberapa penulisan berupa harakat, translasi, dan transliterasi ke bahasa indonesia belum lah sempurna. Oleh karena itu kami mohon maaf atas kelalaian kami tersebut. Kiranya Anda dapat membenarkan lewat halaman kontak di website Yuk share linknya!
Adabdalam mencari ilmu - Ust Muhammad Tesar. Ngislam was live — at Kelurahan Mulya Asri, Kec. Tulang Bawang Tengah. Kab. Tulang Bawang Barat.
.